2013/06/07

Satu Tangan Bergerak, Ribuan Tangan Mengikuti

Setiap tanggal 22 April, seluruh dunia merayakan hari bumi dengan berbagai aksi.
Di Indonesia
sendiri, banyak kegiatan yang digalakkan menjelang perayaan hari bumi, seperti membersihkan lingkungan, aksi teatrikal, aksi penanaman pohon hingga memanfaatkan sampah yang didaur ulang.
Contoh real lainnya adalah saat segerombolan aktivis menggembor-gemborkan kata 'save our earth' dengan berjalan kaki keliling RT. Namun pertanyaannya, apakah gerakan menyelamatkan bumi hanya dilakukan pada tanggal 22 April saja?
*Geleng-geleng kepala

Sebagai generasi penerus, kitalah yang akan menempati bumi ini berpuluh-puluh tahun kedepan. Kita pun yang akan mewariskan masa depan bumi ini kepada anak cucu kita. Lalu, apa yang sudah kamu lakukan untuk menyelamatkan bumi ini?
Pertanyaan sederhana, sudahkan kalian membuang sampah pada tempatnya?
Atau sebaliknya, membuang sampah permen karet di jalanan?
Apa bahkan  membuang puntung rokok sembarangan?
*mangut-mangut

Hmmm
Aksi menyelamatkan bumi tidak hanya bisa dilakukan dengan melakukan live campaign dengan membawa spanduk dan memakai kaos ijo royo-royo. Tidak harus jauh-jauh datang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), lalu ikut membantu para pekerja pengumpul sampah kemudian memilah-milah antara botol bekas minuman dan plastik bekas gorengan
Jika pun hal itu bisa kalian lakukan, lakukanlah ! Itu akan lebih baik.
Namun, seringkali kita luput bahwa ternyata banyak hal kecil yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan tanah pijakan kita ini. Hemat energi misalnya. Pada malam hari, matikan lampu saat kalian tidur, cabut charger handphone saat selesai menggunakannya. Hemat air dengan tidak membuang air secara percuma. Matikan kran setelah kalian mengeluarkan sesuatu yang sudah tidak diperlukan lagi dalam sistem metabolisme. #ups
Kalian juga dapat meniru cara yang saya lakukan bersama teman-teman kos untuk menghemat penggunaan plastik. Begini nih,


Pada dasarnya, kantong plastik membutuhkan 10 sampai dengan 20 tahun untuk bisa terurai di dalam tanah. Bahkan untuk jenis plastik yang keras seperti botol plastik dan tupperware membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa terurai di dalam tanah yaitu sekitar 50 sampai dengan 80 tahun. Lalu bagaimana solusinya? Penggunaan plastik memang tidak bisa dihentikan secara spontan seperti pemberhentian program RSBI. #ehh
Namun, setidaknya kita dapat menghemat pemakaian plastik dengan membawa kantong sendiri saat belanja, Atau dengan melipat plastik agar saat kita benar-benar membutuhkan plastik, kita dapat menggunakannya lagi, lalu melipatnya lagi. Hal itu akan lebih bijak daripada membuang plastik sekali pakai.
Ide ini terinspirasi dari seorang teman yang selalu mengumpulkan kantong plastik bekas seusai pulang dari minimarket. Awalnya plastik-plastik itu hanya dislempitkan pada salah satu wadah. Lalu kita berinisiatif kenapa tidak melipatnya saja agar tampak lebih rapi. Dan ternyata ide positif ini ditiru oleh teman-teman lainnya. Saya harap kalian juga melakukan hal yang sama. Mungkin sebagian dari kalian sudah mengetahuinya. Bagi kalian yang ingin ikut menghemat plastik juga,begini cara melipatnya:



Selamat mencoba !
Bagikan kepada temanmu yang lain :)
1. Lipat plastik memanjang keatas 
2. Ujung
plastik dilipat berbentuk segitiga
3. Lipat lagi bentuk segitiga yang sama sampai hampir ujung plastik (jangan mepet)
4. Rapikan sisa lipatan hingga terlihat lubang segitiga pada kedua sisi
5. Masukkan ujung plastik (no.3) kedalam lipatan lubang segitiga pada salah satu sisinya
6. Lipatan plastik siap disimpan

7. Lakukan hal serupa untuk semua semua kantong plastik 


Selain me’reuseplastik, saya dan teman-teman sekelas juga menggalakkan hemat kertas.

Sebagai mahasiswa science yang setiap hari berkutit dengan praktikum, saya dan teman-teman diharuskan membuat berlembar-lembar laporan tulis tangan dengan menggunakan kertas setiap minggunya. Asumsikan 1 laporan ada 10 lembar, seminggu terdapat 4 laporan, jika dijumlahkan ada 40 lembar setiap minggunya. Satu semester ada 16 minggu, jadi total per mahasiswa bisa menghabiskan 640 lembar kertas. Dikalikan saja jumlah mahasiswa seangkatan kita, 85 misalnya. Lalu dikalikan banyaknya semester yang kita tempuh. Bukan hanya kita, tetua-tetua kita pun sudah melakukan hal serupa sedari dulu. Dikalikan saja jumlah mahasiswa dari semester 1 sampai semester 8. Lalu digandakan dengan jumlah mahasiswa yang menulis laporan dari pertama kali Universitas kita berdiri. Nah bingung kan -__-
Perhitungan ini belum termasuk lembaran kertas laporan yang salah tulisan maupun salah hitung.
What the waste!!

Taukah kalian? untuk menghasilkan 15 rim kertas HVS ukuran kuarto (A4) diperlukan sebatang pohon yang minimal sudah berumur 10 tahun?  Sebagai ilustrasi sederhana, 160 ton sampah kertas sama dengan 2.400 batang pohon.
Masih tegakah kita memboroskan kertas?
Seandainya kita dapat menghemat 1 ton kertas saja, berarti kita telah menghemat 15 batang pohon.
Saya dan teman-teman tidak akan bisa menghemat kertas sebanyak 1 ton per hari, tetapi kita bisa menghemat 1 lembar kertas per hari bukan?
Sistem membuat laporan memang tidak bisa dihapuskan karena merupakan syarat mata kuliah, tetapi setidaknya menghemat kertas 1 lembar perhari merupakan langkah sederhana untuk menyelamatkan bumi menjadi lebih baik.
Bersama-sama, satu tangan bergerak, ribuan tangan mengikuti.
Generasi cerdas, harus hemat kertas. Generasi cerdik, harus hemat plastik
Bagaimana dengan kalian??
Save our earth J