2016/01/09

Selamat ulang tahun

Waktu cepat berlalu

Kini bertambah satu umurmu



Semoga dalam hidupmu penuh kebahagiaan

Penuh rahmat dari Allah

Penuh kasih sayang dari orang-orang di sekelilingmu



Selamat Ulang Tahun.. Angga Prastyo Wisnu Aji :)



Klik link ini 

2015/10/31

Terimakasih untuk semua hal yang membuatku berterimakasih



Postingan ini baru sempat dibuat satu minggu setelah kejadian karena banyaknya kesibukan dan terkadang susah sinyal dan listrik hehe. 


Allah Maha Baik
Hari itu tanggal 24 Oktober 2015.
Tak pernah aku bayangkan aku berada disini, pulau terbesar di Indonesia, Tanah Borneo.
Dua bulan sudah aku mengabdi, jika ingin dihitung maju, akan terasa sangat lama, masih 10 bulan lagi. Jalani saja. Syukuri. Biarkan hari-hari berlalu, lakukan hal-hal yang masih bisa dilakukan selama disini agar nanti saat kembali, kita menjadi kenangan yang tak terlupakan, menjadi memory yang akan kita rindukan.

Terimakasih pertama tentunya kepada Allah SWT. Terimakasih sudah memberikan kesempatan hidup di umur yang terus bertambah ini. Aku sangat bersyukur bertemu dengan teman-teman baik dan orang-orang baik, bertemu masyarakat Kalimantan yang begitu baik. Alhamdulillah..

Terimakasih kepada keluarga. Kepada mamak yang setiap hembusan nafasnya pasti sangat merindukanku. Setiap doanya yang mengiringiku untuk melangkah kedepan. Salam kangen mak.
Kepada mas Idan, kakak yang menjadikan aku kuat. Tanpa semangat darinya, tanpa dorongan darinya, aku buta tak tahu jalan mana yang harus aku lalui.
Kepada mbak Manah, Mbak wit, Mas Amad, Mbak Harum, Eli, Mutya, dan keluarga besar. Terimakasih doa-doanya.
Kepada teman-teman Solo, Addini, Kartika, Julia, Yessi, Nadia, dkk.
Kepada Janah, Naning, Yuni yang selalu ingat tanggal kelahiranku sedangkan aku terkadang lupa tanggal kelahiran kalian. Terimakasih.
Kepada teman-teman medsos. Kepada teman-teman basecamp SM-3T Landak yang sudah memberi kejutan kecil roti tawar dengan topping coklat susu asli malika, alias kecap b*ang*u (sensor iklan). Kejutan kecil yang bagi kalian biasa saja tetapi bagiku sangat berkesan. Kejutan kecil yang menjadi tamparan untukku agar lebih peduli kepada kalian, lebih dalam mengenal kalian. Terimaksih keluarga baru di Tanah Borneo. Kalian luar biasaaaa (Ariel style)
Terimakasih yang terakhir dan yang paling utama, Angga Prstyo Wisnuaji. Terimakasih kejutan kuenya, Lemon dan seisinya <3 aku suka sekaliii, terimakasih paketan dengan hadiah bejibun. Salam untuk ibuk dan dek Bunga. Terimakasih kesabarannya. Terimakasih sudah menemani, semoga terus bersama di tahun-tahun selanjutnya.

Kepada semua yang mungkin belum sempat disebutkan. Terimakasih kepada semua hal yang membuatku berterimakasih. Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah. Aamiin.



2015/10/11

Menghitung hari


https://countingdownto.com/


Hallo hikma nurul izza, ini adalah count down waktu saat nanti kita akan bertemu. Saat saya membuatnya masih tersisa sekitar 317 hari lagi, hehehe masih cukup lama ya.
Mari kita gunakan waktu yang ada sebermanfaat mungkin dan sebaik-baiknya.
Jika sedang bosan bukalah count down ini sembari membayangkan wajahku yang ganteng :p.
Oiya selamat ulang ulang tahun ditanggal 24 oktober ini ya, semoga semua keinginanmu tercapai. Jaga diri baik-baik, semoga selalu sehat dan panjang umur..
semoga kau menyukai lemon seisi-isinya...
I miss you

2014/04/06

Selamat Ulang Tahun :)


Saya menulis ini disela-sela waktu mengerjakan tugas skripsi penelitian..
Untukmu seseorang yang sangat berharga dari pertama aku membuka mata
sampai nanti aku menutup mata..
Dari yang dulu aku tak bisa apa-apa sampai sekarang aku bisa melakukan segalanya..
Untukmu seseorang yang sangat berjasa..
Untukmu yang terhebat meskipun dunia kadang tak bersahabat..

Maafkan aku yang tak pernah peka
yang selalu membantah saat kamu memberi nasihat..

Dulu waktu kecil, semua yang kamu lakukan selalu salah..
Dulu, aku suka hujan, saat hujan datang aku berlarian, dan kau melarangku, aku sebal.
Dulu, saat aku minta mainan, aku ingin engkau membelikannya, dan kau menolak, aku marah.
Dulu, sausai aku menjalani operasi polip,
kamu selalu memaksaku minum obat meskipun aku sudah sembuh, aku tak suka obat lagi,
tapi kamu selalu cerewet, aku ngambek..
Sekarang aku tahu, semua yang kamu lakukan adalah terbaik

Kamu melarangku berlarian ditengah hujan agar aku tidak sakit,
Kamu menolak membeli mainan, karena mainan itu berbahaya untukku,
Kamu memakasaku minum obat agar aku tidak lagi merasakan sakit,

Terimakasih sudah melakukan semua hal
Terimakasih selalu membelikan pulsa meskipun aku tak pernah meminta, hehe
Terimakasih sudah memasak "pindang" kesukaanku ketika aku pulang
Terimakasih selalu khawatir saat wajah ini mulai ditumbuhi jerawat
Terimakasih selalu memakai jaket oleh-oleh dari Hong Kong di depanku
meskipun aku tahu sebenarnya jaket itu terlalu kebesaran di badanmu :(
Terimakasih sudah memberikan semuanya tanpa mengharap balasan apapun
Aku tahu seberapa besar yang aku berikan, semua kebaikan yang aku perbuat,
itu tak akan pernah cukup untuk membalas semuanya..
Terimakasih...

SELAMAT ULANG TAHUN IBU..
mak Sutirah..
Semoga panjang umur sampai nanti melihat anakmu ini sukses,
Semoga selalu diberkahi Allah, dilimpahkan rezeki dan kesehatan..

Dari anakmu yang sedang membayangkan hangatnya pelukanmu ketika nanti pulang
5 April 2014


2013/12/30

Pentingnya Kesinergian antara IQ, EQ dan SQ di dunia Pendidikan

Pendidikan merupakan proses kehidupan dalam mengembangkan diri setiap individu. Untuk menciptakan pendidikan yang baik, perlu adanya kesinergian antara kecerdasan IQ, EQ dan SQ.

Kecerdasan IQ (Intelligence Quotient) merupakan kemampuan dalam memecahkan masalah secara logis dan akademis. Istilah IQ diperkenalkan oleh Alfred Biner, ahli psikologi dari Perancis. Umumnya orang beranggapan anak ber-IQ 130 dianggap cerdas di segala bidang. Semakin tinggi nilai IQ seseorang, semakin tinggi pula kecerdasannya. Namun, jika anak nilai matematikanya rendah dan memiliki IQ rata-rata, maka anak tersebut dianggap tidak pintar.

Seiring dengan tantangan dan kehidupan modern yang serba kompleks, para ahli menemukan kecerdasan lain dalam diri seseorang yaitu kecerdasan Emotional Quotient (EQ). Pernyataan ini sekaligus menguatkan teori bahwa IQ bukanlah salah satu penentu keberhasilan seseorang. EQ merupakan kemampuan mengenali p[erasaan diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, serta kemampuan mengolah emosi dengan baik. Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligece menyatakan bahwa kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20 % dan 80% lainnya ditentukan oleh EQ. Kecerdasan IQ dan EQ akan menghasilkan individu yang berintelektual dan mampu memecahkan masalah dengan bijak apabila keduanya bekerja secara bersinergi (Dwi Sunar, 2012)

Berdasarkan data yang dihimpun dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), angka tawuran pelajar di Indonesia mencapai 102 kasus tahun 2010. Tahun 2011 mencapai 96 kasus. Sementara, tahun 2012 mencapai angka 103 kasus. Pelaku tawuran bervariatif dari pelajar tingkat SD hingga SMA/SMK (suaramerdeka.com, 2012)

Potret tersebut menunjukkan kurangnya kecerdasan EQ pada pelajar. Seseorang yang ber-EQ tinggi akan mampu mengontrol emosi dan menciptakan keseimbangan anatara sirinya sendiri dengan orang lain. 
Namun, ternyata terdapat kecerdasan lain selain IQ dan EQ. Danah Zohar pada tahun 1932 menemukan adanya God Spot dalam otak manusia (spiritual centre). Pada God Spot inilah terdapat fitrah manusia yang terdalam (Ari Ginanjar, 2011). Istilah tersebut melahirkan Kecerdasan Spiritual atau Spiritual Quotient (SQ) yakni kemampuan manusia untuk memaknai hidup. SQ bukan hanya berhbngan dengan keagamaan namunn nlebih kepada pencerahan jiwa, mampu mengontrol diri dan melakukan sesuatu dengan bijak.

diambil dari sasrianaoctavinia.wordpress.com
Jika IQ mengangkat fungsi pemikiran. EQ mengangkat fungsi perasaan, maka SQ mengangkat fungsi moral. Kesinergian antara EQ dan SQ akan menghasilkan individu yang berinteletual, bijak dan memiliki akhlak moral yang beradab.
 Seseorang yang memiliki kecerdasan IQ dan EQ tanpa memiliki SQ, mereka tidak menyadari makna nilai dalam dirinya serta tidak menyadari untuk apa dirinya diciptakan. Contoh di dunia pendidikan adalah fenomena budaya menyontek, guru disuap, penyelewengan dana pendidikan, dsb. 



Menurut saya, untuk menghasilkan output pendidikan yang baik, penerapan IQ, EQ dan SQ dapat dikenalkan sejak dini. Misalnya dengan metode Telling Story tentang tokoh dalam sebuah cerita atau mengenai tokoh wayang di Indonesia. Tokoh Hitler atau Fir'aun yang merupakan pemimpin cerdas tapi tidak memiliki kecedasan SQ (tidak percaya kepada Tuhan) akibatnya menyebabkan kehancuran.

Dalam hal ini tidak hanya pendidik namun juga peran orangtua sangat diperlukan. Tidak hanya diterapkan untuk siswa melainkan kepada seluruh komponen pendidikan yang baik, agar menciptakan pendidikan yang baik dan generasi yang baik. Menuju pendidikan Indonesia yang lebih baik.

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Essay Beasiswa Data Print periode 2, 2013.

SumberReferensi :
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/10/11/201787/Tawuran-Pelajar-sampai-Kapan
http://rahmaelf.blogspot.com/2013/01/pentingnya-keseimbangan-antara-iq-eq.html
http://sasrianaoctavinia.wordpress.com


2013/07/22

Bocah itu bernama Aji dan Bagas...


Temaram kerlap-kerlip lampu jalanan menerangi gelapnya malam seiring fajar tak lagi menampakkan keindahannya. Di tepi kerumunan deru kendaraan, duduk bocah kecil berbaju merah di salah satu sudut pasar, selatan alun-alun kidul, Surakarta. Tanpa sepasang alas kaki yang menyelimuti kakinya, dengan wajah kusut dia sedang asyik menikmati sepiring nasi gulai dan dua gelas es teh. Entah siapa pemilik gelas yang satunya lagi. Bocah mungil itu sedikit kaget ketika kami mulai mendekat.

‘’Namanya siapa dek? “ tanyaku sambil duduk disampingnya
‘’Aji” jawabnya polos
‘’Disini sama siapa?” tanganku mulai menggapai bahunya yang kurus.
Sambil terus melahap sesendok nasi berkuah kuning dia pun menjawab datar “sama mas.’’
“Kemana masnya?’’ tanyaku penasaran.
Tanpa menjawab lagi, dia menyodorkan jari telunjuk kearah bocah mungil yang tengah berlalu-lalang di sisi deretan motor dan beberapa mobil dengan mengadahkan kedua telapak tangannya.


Ternyata dia lah pemilik gelas es teh tak bertuan itu. Dia terlihat terburu-buru menepi ke pinggir jalan saat traffic light berubah dari warna merah berganti lampu hijau. Terpaku sejenak setelah semua kendaraan meninggalkan dirinya sendiri di pinggir lampu temaram tugu Gading. Dari gerak-gerik tubuhnya, sepertinya dia takut untuk kembali ke tempat semula yang ternyata sudah ada tiga orang asing berada disana. Kami pun memanggilnya dengan isyarat lambaian tangan agar dia tidak merasa takut dengan keberadaan kami. Dia berperawakan lebih tinggi dari Aji. Dengan memakai baju batik berwarna hijau berlengan pendek tanpa memakai alas kaki, dia pun mendekat…

Heni, salah satu dari kami bertiga kemudian bertanya , ‘’Namanya siapa, dek?’’
Kepalanya menunduk, dengan sedikit malu-malu dia pun menjawab sambil memainkan jemari tangannya yang mungil dan sedikit kucel “Bagas…”
Kami bertiga semakin memiliki rasa keingintahuan yang besar tentang mereka.
Saya, Heni, dan Alfio silih berganti menanyakan banyak hal terutama alasan mengapa mereka berdua berada di tempat itu saat semua anak seusia mereka tengah berkumpul dengan keluarga untuk sekedar menonton televisi atau bercengkerama dengan orantuanya.

Bagas dan Aji adalah kakak beradik yang kesehariannya mengumpulkan pundi-pundi rupiah di sekitar perempatan Gading. Aji,masih duduk di kelas 4 SD dan Bagas, kakaknya, duduk di bangku kelas 5 SD.
Awalnya mereka sedikit canggung, namun setelah kami memperkenalkan diri dan memberi beberapa coklat, ketakutakutan mereka mereda. Bahkan, Aji menceritakan dengan detail tentang hidup mereka.

“umahku kae hlo mbak, gon mburi pasar pithik… Enek puskesmas tho, manjat, mudun, cedak garasi gedhe pannggonane truk-truk, nah jejere kono mbak, umahku…”

(“Rumahku disana, kak. Belakang pasar ayam. Dekat Puskesmas. Jalan naik, turun. Dekat garasi tempat persinggahan truk-truk. Nah disampingnya itu, letak rumahku kak…”)
Aihhh.. polosnya anak satu ini. Pengen saya bawa pulang. <3
Saya yakin kalau kalian ngobrol langsung bersamanya, kalian juga akan merasakan hal yang sama.

Rumah mereka berjarak sekitar 3 km dari perempatan Gading, tepatnya di daerah pasar Klithikan.
Mereka terbiasa berjalan kaki atau naik becak seharga 5 ribu rupiah untuk bisa pulang ke rumah seusai mengumpulkan sedikitnya 20 ribu untuk kemudian disetorkan kepada ibu mereka, Saryana, yang ternyata berprofesi sama seperti mereka. Sedangkan ayah mereka ternyata sudah lama pulang ke Rahmatullah. 
Setiap sehabis maghrib sampai jam 9 malam, mereka beraksi ditengah ramainya huru-hara kesibukan kota Solo.

Masih banyak ilustrasi-ilustrasi yang terekam dalam memori kami bertiga dan akan selalu kami simpan.
Masih terlihat jelas saat kami mulai mengusap-usapkan tangan dari atas sampai telapak tangan pertanda bahwa kami merasa kedinginan, sedangkan Bagas terlihat tegap seakan sudah terbiasa bersahabat dengan dinginnya angin malam.

Saat kami dengan gampangnya menghamburkan uang 20 ribu untuk sekedar bersenang-senang, berkumpul dengan teman-teman sedangkan Bagas dan Aji harus merelakan waktu istirahatnya yang seharusnya seusia mereka sedang belajar dan membutuhkan bimbingan orangtua.

Bagas dan Aji, merupakan salah satu potret kehidupan anak jalanan.
Masih banyak Bagas dan Aji yang lain di luar sana yang luput dari pandangan kita. 
Bahkan mungkin lebih memprihatinkan. 
Tidak ada pilihan lain. Semua karena tuntutan ekonomi ditengah hiruk-pikuk permasalahan negeri ini.
Namun, kita tidak perlu menyalahkan pemerintah atas dasar tidak meratanya kesejahteraan rakyat, keadilan sosial, atau  bla bla bla...
It belong completely crucial problems. But it is our responsibility.
Ini bukan hanya tugas pemerintah, namun tugas kita semua.
Tugas manusia sebagai hamba Tuhan agar selalu menunduk dan bersyukur atas nikmat yang telah kita terima.
Tugas para pemegang harta agar menyisihkan sebagian dari rezeki yang diberikan oleh Allah SWT.
Tugas para pemuda agar meregangkan tangan dan lebih peka terhadap kehidupan sosial di sekitar kita.

Berlatar belakang dari semua ini, kami, mahasiswa di Solo bergabung dalam komunitas Save Street Child Solo sebagai komunitas sosial yang peduli terhadap anak jalanan di Solo.
Alhamdulillah pada tanggal 18 Juli 2013 kemarin, kami telah melaksanakan project pertama kami yaitu buber on the street bersama kurang lebih 100 anak jalanan di Solo dan akan disusul project-project selanjutnya termasuk kegiatan belajar mengajar bagi anak-anak jalanan agar masa depan mereka lebih terarah. Harapan kami adalah agar sedari kecil, mereka diberi pemahaman untuk tidak bergantung dengan receh di jalanan. Kita peduli terhadap masa depan mereka agar mereka punya mimpi untuk merubah kehidupan mereka, kelak menjadi lebih baik.

Bagi temen-temen yang ingin mengetahui lebih lanjut kegiatan kami silahkan buka link SSC Solo ataupun SaveStreet Child yang berpusat di Jakarta.
Kami dengan senang hati menerima sumbangsih pikiran, donasi ataupun keikutsertaan teman-teman dalam seluruh kegiatan Save Street Child Solo J

Kak Heni (Kiri) mahasiswi Fak. Ekonomi UNS, Aji dan Bagas (tengah) dengan wajah polosnya, dan saya (kanan)

Aji dan Bagas yang masih canggung saat pertama kali bertemu
bersama kak Alfio (Kiri) Mahasiswa ISI Surakarta dan Saya (Kanan)

2013/06/07

Satu Tangan Bergerak, Ribuan Tangan Mengikuti

Setiap tanggal 22 April, seluruh dunia merayakan hari bumi dengan berbagai aksi.
Di Indonesia
sendiri, banyak kegiatan yang digalakkan menjelang perayaan hari bumi, seperti membersihkan lingkungan, aksi teatrikal, aksi penanaman pohon hingga memanfaatkan sampah yang didaur ulang.
Contoh real lainnya adalah saat segerombolan aktivis menggembor-gemborkan kata 'save our earth' dengan berjalan kaki keliling RT. Namun pertanyaannya, apakah gerakan menyelamatkan bumi hanya dilakukan pada tanggal 22 April saja?
*Geleng-geleng kepala

Sebagai generasi penerus, kitalah yang akan menempati bumi ini berpuluh-puluh tahun kedepan. Kita pun yang akan mewariskan masa depan bumi ini kepada anak cucu kita. Lalu, apa yang sudah kamu lakukan untuk menyelamatkan bumi ini?
Pertanyaan sederhana, sudahkan kalian membuang sampah pada tempatnya?
Atau sebaliknya, membuang sampah permen karet di jalanan?
Apa bahkan  membuang puntung rokok sembarangan?
*mangut-mangut

Hmmm
Aksi menyelamatkan bumi tidak hanya bisa dilakukan dengan melakukan live campaign dengan membawa spanduk dan memakai kaos ijo royo-royo. Tidak harus jauh-jauh datang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), lalu ikut membantu para pekerja pengumpul sampah kemudian memilah-milah antara botol bekas minuman dan plastik bekas gorengan
Jika pun hal itu bisa kalian lakukan, lakukanlah ! Itu akan lebih baik.
Namun, seringkali kita luput bahwa ternyata banyak hal kecil yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan tanah pijakan kita ini. Hemat energi misalnya. Pada malam hari, matikan lampu saat kalian tidur, cabut charger handphone saat selesai menggunakannya. Hemat air dengan tidak membuang air secara percuma. Matikan kran setelah kalian mengeluarkan sesuatu yang sudah tidak diperlukan lagi dalam sistem metabolisme. #ups
Kalian juga dapat meniru cara yang saya lakukan bersama teman-teman kos untuk menghemat penggunaan plastik. Begini nih,


Pada dasarnya, kantong plastik membutuhkan 10 sampai dengan 20 tahun untuk bisa terurai di dalam tanah. Bahkan untuk jenis plastik yang keras seperti botol plastik dan tupperware membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa terurai di dalam tanah yaitu sekitar 50 sampai dengan 80 tahun. Lalu bagaimana solusinya? Penggunaan plastik memang tidak bisa dihentikan secara spontan seperti pemberhentian program RSBI. #ehh
Namun, setidaknya kita dapat menghemat pemakaian plastik dengan membawa kantong sendiri saat belanja, Atau dengan melipat plastik agar saat kita benar-benar membutuhkan plastik, kita dapat menggunakannya lagi, lalu melipatnya lagi. Hal itu akan lebih bijak daripada membuang plastik sekali pakai.
Ide ini terinspirasi dari seorang teman yang selalu mengumpulkan kantong plastik bekas seusai pulang dari minimarket. Awalnya plastik-plastik itu hanya dislempitkan pada salah satu wadah. Lalu kita berinisiatif kenapa tidak melipatnya saja agar tampak lebih rapi. Dan ternyata ide positif ini ditiru oleh teman-teman lainnya. Saya harap kalian juga melakukan hal yang sama. Mungkin sebagian dari kalian sudah mengetahuinya. Bagi kalian yang ingin ikut menghemat plastik juga,begini cara melipatnya:



Selamat mencoba !
Bagikan kepada temanmu yang lain :)
1. Lipat plastik memanjang keatas 
2. Ujung
plastik dilipat berbentuk segitiga
3. Lipat lagi bentuk segitiga yang sama sampai hampir ujung plastik (jangan mepet)
4. Rapikan sisa lipatan hingga terlihat lubang segitiga pada kedua sisi
5. Masukkan ujung plastik (no.3) kedalam lipatan lubang segitiga pada salah satu sisinya
6. Lipatan plastik siap disimpan

7. Lakukan hal serupa untuk semua semua kantong plastik 


Selain me’reuseplastik, saya dan teman-teman sekelas juga menggalakkan hemat kertas.

Sebagai mahasiswa science yang setiap hari berkutit dengan praktikum, saya dan teman-teman diharuskan membuat berlembar-lembar laporan tulis tangan dengan menggunakan kertas setiap minggunya. Asumsikan 1 laporan ada 10 lembar, seminggu terdapat 4 laporan, jika dijumlahkan ada 40 lembar setiap minggunya. Satu semester ada 16 minggu, jadi total per mahasiswa bisa menghabiskan 640 lembar kertas. Dikalikan saja jumlah mahasiswa seangkatan kita, 85 misalnya. Lalu dikalikan banyaknya semester yang kita tempuh. Bukan hanya kita, tetua-tetua kita pun sudah melakukan hal serupa sedari dulu. Dikalikan saja jumlah mahasiswa dari semester 1 sampai semester 8. Lalu digandakan dengan jumlah mahasiswa yang menulis laporan dari pertama kali Universitas kita berdiri. Nah bingung kan -__-
Perhitungan ini belum termasuk lembaran kertas laporan yang salah tulisan maupun salah hitung.
What the waste!!

Taukah kalian? untuk menghasilkan 15 rim kertas HVS ukuran kuarto (A4) diperlukan sebatang pohon yang minimal sudah berumur 10 tahun?  Sebagai ilustrasi sederhana, 160 ton sampah kertas sama dengan 2.400 batang pohon.
Masih tegakah kita memboroskan kertas?
Seandainya kita dapat menghemat 1 ton kertas saja, berarti kita telah menghemat 15 batang pohon.
Saya dan teman-teman tidak akan bisa menghemat kertas sebanyak 1 ton per hari, tetapi kita bisa menghemat 1 lembar kertas per hari bukan?
Sistem membuat laporan memang tidak bisa dihapuskan karena merupakan syarat mata kuliah, tetapi setidaknya menghemat kertas 1 lembar perhari merupakan langkah sederhana untuk menyelamatkan bumi menjadi lebih baik.
Bersama-sama, satu tangan bergerak, ribuan tangan mengikuti.
Generasi cerdas, harus hemat kertas. Generasi cerdik, harus hemat plastik
Bagaimana dengan kalian??
Save our earth J